Tanpa gue sadari dengan sesadar-sadarnya, ternyata umur gue sekarang sudah menginjak 20 tahun, itu artinya tahun ini gue jalan menuju 21 tahun. Kayaknya baru kemarin deh gue 18 tahun, tepatnya saat pertama kali masuk kuliah di semester 1, sekarang tanpa disadari, gue udah ada disemester 6. Ya semoga hanya tersisa 2 semester lagi, Aamiin.
Bertambahnya umur membuat kita lebih memilih tentang mana yang menjadi prioritas, mana yang hanya menjadi keinginan, begitu juga gue, sekarang menjadi seorang yang sangat pemilih tentang apapun dalam hidup. Contohnya kalo sekarang ke minimarket, buat beli mie aja gue harus mikir sebanyak 3 kali biar uang sama kebutuhan sesuai. Memang benar kata nyokap, nyokap bilang kaya gini
"Semakin kamu nambah umur, kamu bakal tahu bahwa mainan itu gak ada gunanya"
Sekarang emang benar, buat mainan aja sekarang gue udah jarang. Kalo juga ada waktu luang , dan itu siang hari. mending gue gunain buat tidur siang. Bahkan mengenai tidur siang, nyokap juga pernah bilang
"Faris, tidur siang!!!"
lah gue saat itu selalu bilang
"Entar aja ma, acara televisi masih rame"
Tanpa disadari sekarang, gue merasa bahwa semua kata orang tua dulu ada benarnya, kecuali hal hal mitos mengenai hal seperti : kalo duduk didekat pintu gak dapat jodoh, atau kalo gerhana bulan itu, bulannya dimakan raksasa.
Akhir-akhir ini gue merasakan stress dalam kondisi sedang, gue sekarang sering banget insomnia, tidur jam 9 malam bangun jam 1 pagi, terus enggak bisa tidur kecuali udah subuhan jam 4 pagi. Sering lupa makan yang ujung ujungnya jadi sakit, pokoknya freak banget deh. Gue pun mencoba mencari tahu tentang penyebab stress tersebut, namun hal ini malah membuat gue menjadi tambah stress.
Pernah gak sih lo merasa pengen nangis, tapi gak tahu nangis buat apa?
Pernah gak sih lo merasa pengen berhenti aja, tapi gak tahu berhenti dari apa?
Semua hal tersebut selalu menghantui gue, selama beberapa hari ini.
Gue juga jadi sering mimpi-mimpi aneh, bahkan akhir-akhir ini gue bisa mengatur mimpi, bisa dikatakan seperti lucid dream, namun berbeda.
Ditambah lagi dengan beban semester 6 yang mulai gue rasakan, seperti kata Guru Bahasa Inggris gue saat SMA, beliau bilang
"Kalo udah semester tinggi, kamu bakal merasa seperti salah jurusan"
Dengan segala macam beban dan stress yang gue rasakan sekarang, akhirnya gue memutuskan buat rehat sejenak, meninggalkan semua rutinitas yang biasanya gue jalani, dan pulang ke kampung halaman. Rehat membuat gue menjadi lebih baik, bahkan gue bisa tidur nyeyak tanpa terbangun sedikit pun hingga azan subuh, bahkan nyokap yang bangunin buat solat. Biasanya habis solat subuh gue tiduran lagi, tapi di sini di kampung gue bisa langsung mandi dan tidak tidur lagi.
Saat dikampung, gue merenungkan semuanya, mencari sisi damai dalam diri gue yang udah mulai terbiasa sibuk. Sesambil mencari sisi damai tersebut, gue merelaksasikan dan mencoba memecah suasana hati dengan bercerita dengan nyokap sama bokap, mengenai semua hal.
Malam ini akhirnya..., gue menemukan semua penyebab kegelisahan dalam diri selama ini. Banyak penyebab, diantaranya seperti:
- Gue terlalu menyimpulkan pernyataan orang lain terhadap streotip diri gue memang benar, tanpa berpikir, apa benar sih gue begitu? (sederhananya sih, terlalu banyak makan omongan orang lain, mengenai gue).
- Memaksakan semuanya, padahal kapasitas gue gak sesuai dengan yang ditargetkan (misalnya ngerjain tugas lebih cepat, padahal gak bisa).
- Terakhir, lupa minta bantuan sama pencipta sendiri, yap Tuhan yang Maha Esa (Allah.swt).
Dari semua yang disadari, gue sekarang jadi punya prinsip
- Bodoh amat dengan pembicaraan orang, selama itu bentuknya ejekan atau celaan, anggap aja jadi suara iklan tv atau radio
- Rileks, semua pasti selesai dan jangan dipaksakan.
- Sertakan semua hal mengenai apapun itu dengan Tuhan yang Maha Esa (Allah.swt), selama tujuannya baik.
Mungkin alasan lain yang juga jadi penyebab stress ini, ialah gue kangen sama suasana kampung terutama keluarga :)
Terus apa inti isi postingan ini dengan judul Berdamai dengan Diri Sendiri...?
Berdamai dengan Diri Sendiri, menurut gue ialah menumpahkan segala sesuatu ke tempat yang bisa bikin kita merasakan hidup, dalam hal ini, gue menumpahkannya dengan pulang dan menulis, mencoba rileks dan meninggalkan semua rutinitas sementara waktu. Ini bukan move on, karena move on merupakan pergi atau melupakan semuanya sampai tak berbekas, misalnya seperti mantan walau tak punya mantan.
Berdamai dengan Diri Sendiri lebih seperti cara kita dalam memilih sebuah pilihan, misalnya contoh diatas saat gue memilih mie di minimarket, gue memiliki 2 pilihan, yaitu uang dan kebutuhan agar seimbang, namun sebelum berdamai tanpa disadari gue hanya memilih dari sisi berapa uang yang dikeluarkan tanpa berpikir, apakah emang suka rasanya, butuh sekarang gak dengan iming iming pengen beli karena lagi promo. Tapi setelah berdamai gue jadi tahu, emang perlu beli mie sekarang, toh dirumah juga masih ada banyak walau ada promo.
Berdamai dengan Diri Sendiri juga lebih seperti memilih sebuah pilihan yang membuat kita nyaman. Yap nyaman tanpa ada rasa khawatir dan gelisah yang tersisa :D.
Postingan ini bakal gue tutup dengan sepenggal kalimat yang mungkin bisa bikin kalian semangat atau mungkin hanya tertuju sama gue.
"Kalo rasa jenuh dan bosan sudah melanda, dengarkan hati kamu kembali, pengen apa sih sekarang, terus habiskan pengennya secepat mungkin, biar bisa lanjut lagi"
See u next article :)
#Saat artikel ini ditulis dan diketikkan, gue masih menjalani rehat di kampung halaman :D