Full width home advertisement

Kuliah

Buku Harian

Post Page Advertisement [Top]

Saat kecil entah umur berapa tahun gue selalu mengingat kata-kata yang entah mengapa pasti tahu jawaban kata-kata itu apa, besok ngapain! Sebuah kalimat pertanyaan yang pastinya gue tahu jawabannya apa, entah jawaban waktu itu main tazos, kelereng ataupun sekedar kompak gambar tentu hal ini disaat gue masih kecil. Malam ini juga pertanyaan itu muncul kembali dalam benak gue, besok ngapain! Tapi bedanya sekarang gue gak tahu harus menjawab dengan apa? Seolah-olah pertanyaan ini sama sulitnya dengan menjawab kecepatan dalam fisika dimana jarak/perpindahan serta waktunya gak ada dalam hal yang diketahui, otomatis hal yang dapat gue lakukan hanyalah nebak, iya menebak besok hari gue bakal ngapain dan apa yang bakal dikerjakan. Hari ini aja tepat di depan laptop, diatas kursi dengan lampu yang remang ditambah secangkir ya walau air putih, gue sempat bingung mau nulis apa, namun berawal dari kebingungan yang artinya sama juga dengan kegelisahan akhirnya gue menemukan judul artikel ini.

Pernah gak kepikiran, dengan hal-hal yang udah gue utaran diatas. Seolah-olah kita bisa menjawab pertanyaan ini tapi sulit mengutarakan, begitulah demikian. Kalo diingat-ingat kembali, dulu waktu kecil yang ada dibenak kita semua cuman besok mau main apa terus sama siapa, dan ketika ditanya entah itu bokap/nyokap besok ngapain! Kita pasti bakal jawab “kalo gak main ya sekolah”. Sekarang gue juga ditanya begitu sama bokap/nyokap, bedanya sekarang gue cuman bisa jawab “tiduran aja ma, soalnya acara TV gak ada yang sesuai” atau “Hibernasi aja ma, biar hemat makannya” krusial memang. Seperti yang udah gue singgung diatas juga, bahwa pertanyaan sederhana ini seolah sangat sulit dijawab ketika kita udah dewasa. Dewasa memang mengubah segalanya, baik itu cara kita berteman dengan orang lain, menyikapi keadaan dan juga pola pikir kita, saat kecil kita memiliki cara berpikir yang sangat sederhana, sesederhana 1+2= 3. Berbeda saat telah dewasa, 1+2 itu diibaratkan ½ + ½ +1,5 + 0,5 = 3, dewasa membuat kita mempertimbangkan sebuah keputusan yang akan diambil, secara tidak sadar hal ini juga yang mempengaruhi kenapa hal sederhana bisa menjadi sulit karena pertimbangan kita.

Saat ini gue masih ingat kata-kata gue ketika permainan antar teman berakhir, kita pasti mengakhirinya dengan kata “besok main lagi ya, jangan lupa habis ashar” terus senyum menghadap senja berwarna orange dengan langkah kaki menuju rumah masing-masing secara lunglai karena kecapean, sampai dirumah dimarahin bokap karena pulang kesorean. Sekarang gue emang sering pulang kesorean, tapi bukan karena gue main sama teman, melainkan karena tugas kampus yang menumpuk ataupun ada kuliah pengganti yang menyita waktu banget. Dari semuanya entah kenapa gue jadi kangen saat dimarahin bokap, gue kangen saat bokap bilang “kalo kamu main kesorean, nanti di culik sama hantu” yang saat ini mungkin gak bakal pernah gue rasakan lagi.

Malam ini seolah-olah pertanyaan besok ngapain! Membawa gue kedalam mesin waktu bernamakan nostalgia, mengingatkan gue betapa enaknya hidup dizaman saat kita masih kecil, yang ada hanyalah kesederhanaan. Nyari teman juga enak banget, tinggal kelapangan atau kesungai udah ada teman, gak ada gadget, dan tentunya kita selalu mengetahui jawaban dari pertanyaan krusial diatas, yap jawabannya terdapat dalam masa lalu kalian yang dinamakan nostalgia.



Jadi udah tahu besok ngapain aja?

No comments:

Post a Comment

Bottom Ad [Post Page]