Saat kecil entah umur berapa
tahun gue selalu mengingat kata-kata yang entah mengapa pasti tahu jawaban
kata-kata itu apa, besok ngapain! Sebuah kalimat pertanyaan yang pastinya gue
tahu jawabannya apa, entah jawaban waktu itu main tazos, kelereng ataupun sekedar
kompak gambar tentu hal ini disaat gue masih kecil. Malam ini juga pertanyaan
itu muncul kembali dalam benak gue, besok ngapain! Tapi bedanya sekarang gue
gak tahu harus menjawab dengan apa? Seolah-olah pertanyaan ini sama sulitnya
dengan menjawab kecepatan dalam fisika dimana jarak/perpindahan serta waktunya
gak ada dalam hal yang diketahui, otomatis hal yang dapat gue lakukan hanyalah
nebak, iya menebak besok hari gue bakal ngapain dan apa yang bakal dikerjakan.
Hari ini aja tepat di depan laptop, diatas kursi dengan lampu yang remang
ditambah secangkir ya walau air putih, gue sempat bingung mau nulis apa, namun
berawal dari kebingungan yang artinya sama juga dengan kegelisahan akhirnya gue
menemukan judul artikel ini.
Pernah gak kepikiran, dengan
hal-hal yang udah gue utaran diatas. Seolah-olah kita bisa menjawab pertanyaan
ini tapi sulit mengutarakan, begitulah demikian. Kalo diingat-ingat kembali,
dulu waktu kecil yang ada dibenak kita semua cuman besok mau main apa terus
sama siapa, dan ketika ditanya entah itu bokap/nyokap besok ngapain! Kita pasti
bakal jawab “kalo gak main ya sekolah”. Sekarang gue juga ditanya begitu sama
bokap/nyokap, bedanya sekarang gue cuman bisa jawab “tiduran aja ma, soalnya
acara TV gak ada yang sesuai” atau “Hibernasi aja ma, biar hemat makannya”
krusial memang. Seperti yang udah gue singgung diatas juga, bahwa pertanyaan
sederhana ini seolah sangat sulit dijawab ketika kita udah dewasa. Dewasa
memang mengubah segalanya, baik itu cara kita berteman dengan orang lain,
menyikapi keadaan dan juga pola pikir kita, saat kecil kita memiliki cara
berpikir yang sangat sederhana, sesederhana 1+2= 3. Berbeda saat telah dewasa,
1+2 itu diibaratkan ½ + ½ +1,5 + 0,5 = 3, dewasa membuat kita mempertimbangkan
sebuah keputusan yang akan diambil, secara tidak sadar hal ini juga yang
mempengaruhi kenapa hal sederhana bisa menjadi sulit karena pertimbangan kita.
Saat ini gue masih ingat
kata-kata gue ketika permainan antar teman berakhir, kita pasti
mengakhirinya dengan kata “besok main lagi ya, jangan lupa habis ashar” terus
senyum menghadap senja berwarna orange dengan langkah kaki menuju rumah
masing-masing secara lunglai karena kecapean, sampai dirumah dimarahin bokap
karena pulang kesorean. Sekarang gue emang sering pulang kesorean, tapi bukan
karena gue main sama teman, melainkan karena tugas kampus yang menumpuk ataupun
ada kuliah pengganti yang menyita waktu banget. Dari semuanya entah kenapa gue
jadi kangen saat dimarahin bokap, gue kangen saat bokap bilang “kalo kamu main
kesorean, nanti di culik sama hantu” yang saat ini mungkin gak bakal pernah gue
rasakan lagi.
Malam ini seolah-olah pertanyaan
besok ngapain! Membawa gue kedalam mesin waktu bernamakan nostalgia,
mengingatkan gue betapa enaknya hidup dizaman saat kita masih kecil, yang ada
hanyalah kesederhanaan. Nyari teman juga enak banget, tinggal kelapangan atau
kesungai udah ada teman, gak ada gadget, dan tentunya kita selalu mengetahui
jawaban dari pertanyaan krusial diatas, yap jawabannya terdapat dalam masa lalu
kalian yang dinamakan nostalgia.
Jadi udah tahu besok ngapain aja?
No comments:
Post a Comment