Kalian pernah gak dapat kertas
yang isinya puitisi dari penggemar rahasia, kalo gue pernah dan semua nya belum
gue balas, didasari hal ini gue jadi kepikiran bagaimana perasaan orang yang
berharap lebih dengan kita, tapi gak ada respon. Jadi buat siapa pun kamu yang
pernah nulis surat tak terbalas ini, gue cuman bisa mengucapkan “Terima Kasih”.
Sebagai penebus kesalahan ini gue bakal nulis semua hal yang seharusnya emang
harus diungkapkan. Tulisan ini spesial untuk kamu penulis “Surat Tak Terbalas”.
*Artikelnya kali ini formal
seperti surat balasan yang hormat jadi gue bakal mengganti kata-kata yang
kurang baik menurut gue menjadi kata yang lebih sopan.
Kamu (siapa pun itu?), tulisan
dalam kertas yang kamu buat, masih kusimpan rapih dalam sebuah kotak berharga
dalam hidupku. Aku menyimpannya tepat diantara kenangan dan masa depan, terima
kasih telah percaya bahwa suatu saat aku bisa jadi penulis sukses, terima kasih
telah menjadi penggemar rahasia pertamaku (maybe), aku senang kata temanku yang
kenal dengan kamu? Tulisanku katanya bisa membuat bagian dalam novelmu kembali
berkembang, dalam kehidupan ini aku gak pernah berpikir lo bahwa tulisan ancur
aku bisa berguna buat orang lain.
Soal rekomendasi kamu tentang
buku tere liye, sebenarnya aku tertarik membacanya namun seperti yang kamu
tahu, aku bukan tipe orang suka novel yang isinya cerita serius-seriusan, aku
selalu mengambil pelajaran dari hal lucu loh, makanya aku suka novel komedi
atau kalo enggak personality comedy (itu cerita hidupnya penulis yang
benar-benar real namun konyol, tapi ada hikmahnya). Bagi aku nih, kehidupan itu
harus punya tawa tapi tetap ada seriusnya hha, sekarang aku yang rekomendasikan
kamu? Sebaiknya kamu baca buku koala kumal aja, terus buka halaman 218 baca
langsung bagian paling bawah, dibagian tersebut merupakan hal yang banyak kita
rasakan sebagai remaja kan?
Mengenai tanda tangan yang kamu
minta, aku juga minta maaf Karena gak bisa ngasih? Alasan yang mungkin bisa aku
berikan ialah, aku selalu gak pengen memberikan hal yang berkaitan erat dengan
aku tanpa mengenal orangnya, takutnya tanda tangan itu disalah gunakan, emang
kedengarannya parno banget ya. Andaikan saja kamu berani memintanya secara
langsung mungkin sekarang kita udah jadi teman dekat, bisa nulis bareng hha. Mungkin semesta udah mengatur lebih dari
apa yang kita tahu?
Apa lagi ya? Kayaknya itu aja, ia
semangat ya buat nulis novelnya. Dan terima kasih atas “Surat Tak Terbalas” dan
mungkin satu lagi, kata-kata ini aku ambil dari orang yang spesial untukku “Jangan
pernah berhenti berharap, walau saat akhir nanti hasilnya berbeda tapi
setidaknya proses telah memberi tahu kita bahwa tidak ada yang sia-sia”. Terima
kasih Kamu (siapa pun itu?) sukses ya.
Surat kamu masih aku simpan rapih
dan yang tahu tempatnya hanya aku dan Tuhan.
No comments:
Post a Comment