Full width home advertisement

Kuliah

Buku Harian

Post Page Advertisement [Top]

Cie malam minggu, cie mblo, cie yang LDR ciealah cie cie cie ciess (gue batuk).

Mungkin bagi sebagian orang terutama mblo + ngenes, gak ada yang namanya malam minggu, yang ada hanyalah malam sabtu menjelang minggu, kasihan juga sih. Hal ini yang membuat sebuah mitos dan lagenda bahwa "malam minggu tak pernah ada" (khusus para jones nih).

Terlepas dari peristiwa malam minggu yang horor untuk mblo + ngenes = jones, dan bagi anak kuliahan yang uang bulanannya udah sisa 50 ribu aja lagi.

Gue hari ini tepatnya malam minggu ini (maaf ya mblo) mau sedikit cerita tentang 2 orang teman gue, teman sekelas gue dan teman gue yang keren abiesss. Awalnya sih sedih tapi akhirnya seperti semula kembali, jadi ceritanya seperti ini:

*Scane pelajaran Fisika... (Hari Jum'at kemarin)

"ada yang tau apa itu gerak lurus" ibu guru
"aa itu bu, apa mu, baca buku bu" ocehan makhluk sakral di kelas gue

Setelah itu akhirnya terjawab dan yang menjawab juga ibunya sendiri (maklum kan kita-kita pada gak baca buku dan mendadak di tanya ini itu)
Pertanyaan selesai satu, tapi masih ada tambahan dan sebelum pertanyaan di berikan kita-kita di suruh buat main tepuk tangan kaya anak TK, menghitung kelipatan 3 dan apabila di kelipatan 3 kita tepuk tangan kaya anak autis gitu dan bilang hore hore wididit oye aye kita berhasil (Lho? Dora).

Aturan mainnya aja udah bikin gue bingung setengah hidup, tapi ketika mulai gue mulai bisa merasakan sensasi dan sebuah tantangan dari tepuk tangan anak autis kelipatan 3 dan ternyata juga memang benar bahwa tepuk tangan ini bisa bikin anak-anak dikelas jadi autis beneran dan suka menghitung dan bicara sendiri.

Permainan berakhir, dan anehnya disini bung ! akibat kata-kata ibu guru di depan kelas yang bilang "ibu gak bakal lama ngajar kalian, ibu hanya mengganti ibu resmi kalian yang sedang cuti, paling ibu ngajar cuman 3 bulan" karena kata-kata ini, gue sama semua anak di kelas minta maaf dan disini juga momennya. Teman-teman gue yang laki-laki masih sempat-sempatnya ngelawak, tapi itulah kami. Serius-Tenang-Santai :)

-------------------------------------------------

Pergantian pelajaran, bencana muncul *jeng-jeng-jeng...

Bapak dari BP masuk ke kelas kita dan bilang "bapak lagi nyari 2 orang di kelas ini buat di tambahkan di kelas lain" dan anehnya teman gue Iderus langsung angkat tangan ! (mungkin waktu itu karena ia marah sama anak cewek di kelas yang bicaranya membuka semua aibnya) jadi itu mungkin sebabnya ia tak berpikir panjang untuk pindah kelas, dan imbasnya ketika semua anak bengong di kelas kaya burung bango dan gak ada yang mau pindah karena bilang dan dengan alasan yang sama "kelas ini udah enak pa"

Bapak akhirnya mengambil keputusan dan memaksa teman gue yang satunya, namanya Irwan Hidayat buat pindah bersama Iderus. Setelah ke pindahan mereka, kelas jadi sepi kita bagai sebuah puzzle dengan bagian ada yang hilang, di kelas juga Iman galau berat yang biasanya efek kelaparannya mampu menciptakan kosakata baru seperti Bamba-bamba sekarang lebih banyak diam membisu kaya jangkrik lagi puasa bicara.

Pelajaran kedua biologi di jalani dengan penuh rasa kecewa sekaligus sedih, anak dikelas semua pada berduka, terutama anak laki-laki. Ada yang bilang "biasanya kalo gini ada suaranya Iderus" atau yang kaya gini "sekarang GK kita siapa kalo Irwan gak ada, apa kita gak perlu lagi ikut Futsal". Hampir semua anak laki-laki dikelas belajar dengan keadaan tidak konsen gitu.

Sepulang sekolah Iman langsung demo ke kantor (gilaa gak) sambil di temani Habibie (jadi ceritanya kita di waktu istirahat sekolah sebelum pulang udah mengatur strategi untuk memulangkan bintang kami ke kelas super elit ini). Jadi Iman bilang gini 

"pak, kami enggak setuju.. kalo mau ngambil orang, ambil di kelas lain aja jangan kelas kami" Iman
"kelas kami udah banyak tugas kelompok pa, PR bajibun dan 2 orang teman kami sudah ikut serta akan semuanya" Iman melanjutkan
"nanti bapak pikirkan" Bapak
"secepatnya pak, secepatnya" Iman 

-------------------------------------------------

Besok harinya......
Hari ini sekolah gue gak belajar dan mengadakan lomba 17 an untuk memperingati 17 an walau 17 an baru hari minggu ini. Irwan datang dan langsung bingung mau masuk ke kelas kita atau kelas barunya, sampai akhirnya ia memutuskan untuk masuk ke kelas kita dan disini ia cerita sama gue tentang momen dia di kelas barunya. Kira kira gini:

*Scene di kelas di pagi hari

"di kelas sekarang (kelas barunya) ris gak rame" Irwan
"emang kenapa wan" Gue
"anak-anaknya dikelas pada diem semua, gak seru.. enggak kaya di kelas kita ini" Irwan
"emang wan di kelas itu (kelas baru Irwan) pada diem beda banget sama kelas kita" Gue
"gue gak betah disana" Irwan
"baik wan kamu disini aja" "ya betul wan" kata gue sama Tri
"emang enggak apa-apa, gue takut bapaknya marah" Irwan
"tenang wan, Iman udah demo dan ngelapor jadi tenang" Gue sama semua anak laki dikelas bilang ke Irwan.

Percakapan gue masih berlanjut sama Irwan, dari cerita dia bilang kalo Iderus ngejek anak di kelas baru mereka dengan bilang "dasar cewek muka sendal jepit beda di kelas kami dulu ceweknya pada cantik" sampai gue yang cerita kalo Iman jadi galau tanpa dia (Irwan) pokoknya panjang deh. Sampai akhirnya Iderus datang dan karena bujukan semua anak laki dikelas ia juga pindah ke kelas kita lagi.

Sampai akhirnya perlombaan 17 an, dari yang makan beling (baca: kerupuk), Sendal gajah (baca: bakiak), Lompat pocong (baca: karung) dan membawa bola dengan sendok (baca: kelereng). Dan dari semua lomba itu gue kasihan sama kaka kelas gue yang bibirnya berdarah karena jatuh akibat lomba lompat pocong, udah jatuh diketawain sakit lagi. Lucunya juga ketika nama kita di panggil buat ikut lomba semua anak dikelas pada lari ke birit-birit, bahkan gara-gara sukma gak mau ikut kita satu kelas terancam di skor selama 1 minggu (gilaa gak) syukur waktu itu nisa ada dan memaksa sukma untuk mau ikut.

Kembali ke persoalan utama, Gue sama Iderus, Iman, dan Irwan pergi ketempat BP dan ternyata bapaknya gak ada dan bapaknya ada di waktu istirahat, mereka langsung bergegas dan mulai bicara panjang lebar, dengan juru bicara adalah Iman (waktu itu gue duduk sambil lihat dari kantin). Setelah persoalan yang memakan banyak waktu akhirnya Iderus sama Irwan berhasil pindah ke kelas kita lagi.

Kelas menjadi lebih baik dengan mereka kembali, dan gue berikrar di blog gue ini atas semua anak di kelas gue "bahwa kami anak-anak kelas elit gak mau di ganggu gugat lagi... titik" dan apabila terjadi pengacakan masal kami "menentang". Oke semoga bapaknya paham, kan gak mungkin kita udah enak di suatu tempat lalu kita di pindah ke tempat yang asing bagi kita, seperti yang Irwan bilang "gue gak bahagia" percuma kan kalo belajar tapi tertekan percuma percuma gak bakal masuk percuma. 

Dan semoga di kelas XII nanti gue masih sama dan persis sama dan tetap satu kelas sama mereka semua :) Aamiin.

#Pelajaran: Kita akan sangat sulit untuk menjauh dari hal yang di tentukan oleh perasaan yang berawal dari hati, dan gak ada orang yang mau atau pindah karena ia sudah merasa nyaman di tempat tersebut.

WELCOME BACK BRO!!!

No comments:

Post a Comment

Bottom Ad [Post Page]